BunilangPost- Sebagai tindak lanjut Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (INKLUSI) yang dilaksanakan oleh LAKPESDAM PBNU di Kabupaten Lombok Utara, dimana Tim Inklusi pusat melaksanakan kunjungan ke desa dampingan yakni Desa Singgar Penjalin Kecamatan Tanjung (18/7). Dalam kunjungan ini diterima oleh Wakil Bupati Lombok Utara Danny Kerter Febrianto R, ST., M.Eng didampingi oleh Kepala Desa Singgar Penjalin Zawil Fadli, SP bertmpat di Dusun Rangsot (18/7).
Dalam sambutan penerimaannya Kedes Sigar Penjalin Zawil Fadli, rasa syukur atas dipilihnya Desa Sigar apenjalin sebagai salah satu desa dampingan program Inklusi oleh tim LAKPESDAM PBNU.
"Harapan kami program yang diberikan dapat menjadi contoh bagi desa yang lain di KLU nantinya,"harapnya.
Terkait dengan program yang dilakukan dapat menggungah dan membuka wawasan warga yang ada di Desa Singgar Penjalin agar lebih inklusif dalam bermasyarakat.
Sementara itu Sekretariat Inklusi oleh Virlian Nurkristi menyampaikan kerja sama melalui program yang dilaksanakan oleh LAKPESDAM ditengah masyarakat terjalin erat meskipun baru berjalan sekitar setahun.
Inklusi merupakan program kerjasama pemerintah Republik Indonesia dengan Aurtalia selama 8 tahun, lebih dari 120 kabupaten/kota menjadi dampingan program Inklusi, Desa Sigar Penjalin sebagai salah satu dari 636 desa yang menjadi desa dampingan Program Inklusi di Indonesia.
“Banyak mimpi yang ingin diraih bersama tanpa membedakan keragaman suku, agama, disabilitas atau tidak, program iklusi cukup memberi keluasan untuk membangun masyarakat indonesia yang inklusif,"tuturnya.
"Generasi muda di desa Sigar Penjalin memiliki mimpi yang lebih panjang untuk diperjuangkan dalam membangun KLU,"lanjutnya.
Sementara itu perwakilan LAKPESDAM PBNU M. Nurkhoiron menyampaikan bahwa Kabupaten/kota di NTB telah inklusif hal tersebut dapat dilihat dari keberagaman, keharmonisan ditengah masyarakat.
"Dengan program Inklusi yang dilaksanakan di KLU diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat," tuturnya.
Program pencegahan perkawinan anak yang dilakukan pendampingan oleh Lakpesdam dan Fatayat di empat desa di KLU yakni Singgar Penjalin, Pemenang Barat, Santong dan Tegal maja dapat berjalan dengan baik.
“Pekawinan anak memiliki banyak persoalan, mulai dari sosial, ekonomi, kekerasan, dan kesehatan untuk itu mari jadikan program ini sebagai program bersama. semangat yang sama untuk jadikan kabupaten dan desa ini menjadi daerah yang inklusif untuk menerima pandangan-pandangan moderen,"katanya.
Sementara itu Wabup Danny menyampaikan apresiasi yang tinggi atas program yang dilaksanakan oleh Lakpesdam NU yang terfokus pada pencegahan perkawinan anak di KLU, mengingat masih tingginya angka perkawinan anak.
Masuknya program Inklusi penambah semangat, mengingat permasalahan yang sedang di hadapi oleh banyak daerah di Indonesia adalah perkawinan anak yang memiliki banyak dampak buruk berkelanjutan diantaranya kemiskinan dan menurunnya SDM.
“Tantangan berat bagi kita semua untuk membangun SDM indonesia menjadi generasi unggul, mengingat cita-cita Indonesia pada 2045 memasuki geneasi emas,”ujarnya.
Membangun SDM sebagai suatu hal yang berbeda dengan pembangunan fisik, karena membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam melihat hasil dari pembangunan tersebut.
Mengatasi permasalahan SDM tidak akan cukup menggunakan APBD, untuk itu diperlukan kerja sama dengan seluruh pihak dan stake holders lainnya untuk berkolaborai dalam membentuk SDM yang unggul.
"Pesan saya kepada para orang tua untuk dapat memastikan para anak untuk mendapatkan hak-hak dasar anak,"tutupnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan Peluncuran Kampanye SMS Blast Pencegahan Perkawinan Anak oleh Wakil Bupati Lombok Utara.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!