Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menyerukan pembentukan aliansi negara-negara Islam yang lebih luas untuk melawan apa yang dia sebut sebagai “ancaman ekspansionisme” dari Israel. Dia menyampaikan seruannya pada hari Sabtu saat berpidato di sebuah acara asosiasi sekolah Islam di pinggiran Istanbul.
“Satu-satunya langkah yang akan menghentikan arogansi Israel, perampokan Israel, dan terorisme negara Israel adalah aliansi negara-negara Islam,” kata Erdogan. Ankara, katanya, telah mengambil langkah-langkah yang bertujuan untuk membentuk garis solidaritas melawan ancaman ekspansionisme yang semakin meningkat akhir-akhir ini, yaitu dengan berusaha memperbaiki hubungan dengan Suriah dan Mesir.
Presiden Erdogan menuduh Israel menginginkan perang Timur Tengah yang besar untuk menaklukkan dan menduduki lebih banyak wilayah. Dia memuji kelompok perlawanan Palestina; Hamas, dengan menyatakan bahwa Hamas telah memerangi Israel “atas nama umat Islam” dan “mempertahankan tanah-tanah Islam", termasuk Turki. “Israel tidak akan berhenti di Gaza. Jika Israel terus bersikap seperti itu, Israel akan mengalihkan perhatiannya ke tempat lain setelah menduduki Ramallah.
Gilirannya akan tiba bagi negara-negara lain di kawasan ini. Gilirannya akan tiba bagi Lebanon, Suriah. Mereka akan mengarahkan pandangan mereka ke tanah air kita di antara Tigris dan Efrat,” papar Erdorgan. Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, dengan cepat menepis tuduhan bahwa negaranya menginginkan tentang konflik Timur Tengah yang lebih luas, dengan mencapnya sebagai “kebohongan dan hasutan yang berbahaya”. Dia bersikeras bahwa Israel hanya membela diri dari Hamas, serta dari apa yang dia sebut sebagai "poros kejahatan Syiah" yang dipimpin oleh Iran. "Erdogan terus melemparkan rakyat Turki ke dalam api kebencian dan kekerasan demi teman-teman Hamas-nya," tulis Katz dalam sebuah posting di X, yang dikutip Minggu (8/9/2024).
Presiden Turki telah lama menganggap dirinya sebagai pelindung utama Palestina, membuat pernyataan yang semakin bermusuhan yang ditujukan ke Israel di tengah konflik antara Israel dan Hamas yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023. Pada bulan Juli, Erdogan bahkan mengancam akan langsung menginvasi Israel terkait konflik Gaza, sementara Israel memperingatkan bahwa pemimpin Turki pada akhirnya dapat berakhir seperti Saddam Hussein jika dia terus menggunakan retorika seperti itu.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!