TANJUNG—Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU), Danny Karter Febrianto dan Muhammad Zaky Abdillah, melakukan blusukan ke Pasar Tanjung pada Selasa (10/9). Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mereka menyerap aspirasi masyarakat, terutama para pedagang pasar yang sering menghadapi berbagai masalah. Didampingi tim pemenangan, Danny dan Zaky berdialog langsung dengan pedagang, mendengarkan keluhan dan masukan mereka.
Dalam pertemuan tersebut, Danny mengakui bahwa ada banyak keluhan yang disampaikan oleh pedagang terkait kondisi Pasar Tanjung yang dirasa belum memadai. “Keluhan dan masukan dari para pedagang ini kami tampung, dan insyaallah nanti akan kami benahi jika diberi amanah. Fasilitas di pasar ini memang perlu ditingkatkan, terutama dalam penataan agar pembeli merasa lebih nyaman berbelanja,” ujar Danny.
Salah satu masalah utama yang dikeluhkan oleh para pedagang adalah kurangnya fasilitas pasar yang layak. Mereka merasa kondisi pasar saat ini belum tertata dengan baik, sehingga tidak mendukung kenyamanan baik bagi pedagang maupun pembeli. “Jika terpilih, kami berjanji untuk menata ulang Pasar Tanjung, sehingga akan lebih nyaman, rapi, dan bisa meningkatkan daya tarik bagi para pembeli,” tambah Danny, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Bupati KLU.
Keluhan lain yang mencuat adalah terkait adanya pasar malam yang dinilai merugikan para pedagang pasar siang. Pasar malam, yang diisi oleh pedagang dari luar KLU, beroperasi mulai dini hari hingga subuh, menyebabkan penurunan pendapatan bagi pedagang yang berjualan di pagi hari. “Pasar malam ini memang menjadi perhatian kami. Kami akan cek aturan dan mekanismenya, agar pedagang lokal tidak merasa dirugikan dan tetap bisa mendapatkan penghasilan yang layak,” ungkap Danny.
Ketua Tim Koalisi Partai, Raden Nuna Abriadi, turut mendampingi kegiatan blusukan tersebut. Ia juga menyoroti kondisi Pasar Tanjung yang sejak lama dikeluhkan oleh masyarakat. “Pasar ini kumuh dan tidak tertata, terutama saat musim hujan, sering terjadi banjir dan sampah berserakan. Padahal pasar ini berada di ibu kota kabupaten, yang seharusnya bisa menjadi contoh pasar yang tertata rapi,” ujar Nuna, yang juga merupakan Anggota DPRD NTB.
Menurut Nuna, penataan Pasar Tanjung tidak hanya penting untuk meningkatkan kenyamanan pembeli, tetapi juga untuk memperindah tampilan pasar sebagai pusat aktivitas ekonomi di KLU. “Parkiran yang rapi, lapak yang tertata dengan baik, serta fasilitas air bersih adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Namun, selama 16 tahun berdirinya KLU, kondisi pasar ini belum menunjukkan perubahan yang signifikan,” tambah Nuna.
Salah seorang pedagang Pasar Tanjung, Mukmin, juga menyuarakan harapannya agar penataan pasar bisa segera direalisasikan. Ia menyadari bahwa untuk melakukan penataan tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit, namun menurutnya yang paling mendesak saat ini adalah penertiban pedagang pasar malam. “Kami yang berjualan di siang hari pendapatannya semakin menurun karena pembeli sudah belanja di pasar malam. Kami harap pedagang pasar malam bisa ditertibkan,” ucap Mukmin.
Mukmin juga mengeluhkan adanya perbedaan perlakuan terkait retribusi. Pedagang pasar siang, termasuk dirinya, dikenakan retribusi harian dan sewa lapak, sedangkan pedagang pasar malam tidak dipungut biaya apa pun. “Kami sudah lama menyuarakan ini, tapi belum ada tindakan. Tidak perlu janji muluk-muluk, cukup pedagang malam ini ditertibkan,” tegas Mukmin.
Melalui blusukan ini, Danny dan Zaky berupaya menunjukkan komitmen mereka untuk membawa perubahan yang lebih baik bagi masyarakat KLU, terutama dalam peningkatan fasilitas publik seperti pasar. Mereka berjanji akan menindaklanjuti setiap masukan yang diterima demi kemajuan Kabupaten Lombok Utara ke depan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!